Inilah Kota Tua Umat Islam Yang Ke Empoat Di Dunia



Tahukah Anda?,Harar adalah kota Islam tertua yang ada di Afrika dan mencoba bertahan untuk melawan pengaruh budaya yang datang dari luar. Bagi hamper seluruh penduduk kota yang mempercayai kotanya sebagai kota suci ke-empat umat Muslim didunia itu, Bahhasanya agama menjadi faktor penting untuk disucikan.

Hampir setiap malam sekawanan “Hiena” berpesta daging di pinggir tembok tua yang mengelilingi kota Harar, Yaitu salah satu kota Islam tertua di dunia tersebut. Sudah beribu tahun berlalu wajah kota tidak Nampak banyak perubahan.Pemandangan seperti seorang wanita berkerudung membawanya kayu bakar di kepala, sementara itu, para Prianya memakai sarung dengan menggiring kambing di tepi jalanan.

Sampai saat ini penduduk kota tersebut tetap berusaha menjaga tradisi turunan dan warna Islami yang kental dari godaan gemerlapnya dunia luar. Akan tetapi betapapun kokonya Harar bertahan, Tetap saja modernitas perlahan mulai masuk di kota tua itu.

Hadir di balik tembok pelindung yang menjulang, hadirnya gaya hidup modern mulai terasa ada disana, Seperti Papan” iklan bir” dipasang pemiliknya di dinding gedung yang nampak kusam itu, Ada juga sebuah” toko modern” menjajakan produk ‘elektronik’ terbaru yang jual produk “buatan Cina” ataupun da juga sebuah truk besar dari “Eropa” yang Nampak masih gres swerta mengkilap, melaju tegap di jalanan utama yang sudah beraspal, terlihat kontras dengan lajunya sedan” Peugeot tua” yang biasanya menghiasi jalanan di sana.

Upaya Perlawanan dari Balik Tembok

Namun, meski begitu, Ada sekelompok aktivis yang bertekad untuk menghadang arus pengaruh buruk dari dunia luar yang katanya modern itu. Mereka menekanklan semua apa yang dianggap menjadi ciri kebudayaan local Harar, mulai dari pakaian hingga teknik “kuras buku”, dari tari-tarian sampai nyanyian rakyat.

"Karena adanya globalisasi, anda tidak bisa mencegah datangnya sebuah perubahan. Tapi budaya dan agama harus tetap dipertahankan," ungkap “Abdela Sherif”, Ia adalah pemilik sebuah “museum” yang memiliki koleksi benda sejarah terbesar dari “benda-benda kuno” dari Harari itu.

"Kami coba mempertahankan budaya kami sendiri, tradisi leluhur kami, kebudayaan tua kami,. Dan kami hendak menyelamatkannya melalui cara merevitalisasi," tambahh Sherif. Salah satunya contohnya ialah dengan “mendigitalisasi” buku-buku kuno dan lirik lagu asli yang bibuat di Harar.

Harar, “Kota Tertua Islam di Afrika Timur”

Kota Harar dibangun pada abad ke-10 M. Kota tersebut dikenal sebagai sebuah kota tertua yang ada di Afrika Timur, Diperkuat denganhadirnya tiga mesjid yang sudah berusia lebih dari ”1000” tahun, Kota tertua di luar Jazirah Arab. Beberapa bahkan mendaulat Harar sebagai kota suci ke-empat umat muslim, setelah adanya kota Mekkah dan Madinah serta yang sedang jadi bahan berita yaitu kota Yerusalem.



Sudah sekian ratus tahun “tembok Harar” yang menjulang tinggi sekira empat meter itu mampu membentengi dirinya dari pengaruh budaya asing. Sampai tahun 1887 pengunjung non-Muslim masih dilarang berjejak di Harar. Sampai “Sultan Menelik dari Ethiopia” memerintah dan menduduki kota tersebut dan membebaskannya buat penganut agama lain yang ingin datang.

"Budaya di Harar sangat berbeda. Bagaimana cara mereka makan, bahkan bagaimana mereka beraktivitas dan berlaku dalam sosial," ungkap ahli sejarah dan “Sosiologi Ethiopia” yaitu Abudusemed Idris.

"Mereka ingin jalani hidup sebagai diri sendiri, tak mau terintimidasi oleh jahatnya budaya lain. Jadi jika menyangkut pengaruh ‘budaya barat’, mereka tetap berpikir itu adalah milik mereka, budaya kami itulah milik kami," tambah Idris.

Masih Adanya Tradisi Kuno

Sebagai bukti nyata, beberapa tradisi leluhur masih dijalankan di harar, seperti ribuan tahun silam yang dilakukan leluhur mereka. Seperti halnya festival yang menandai atau menyambut berakhirnya bulan suci ‘Ramadhan,’ di mana ribuan penduduk kota bernyanyi dan berpesta selama tiga hari berturut-turut.

Merekapun mengakui kalau budaya ini takut akan hilang"Kami takut kami akan kehilangan tradisi ini suatu saat nanti dan kami akan menangis," kata Amir Ridwan, sambil duduk di lantai yang hanya beralaskan tikar dan mengunyah Khat,” tanaman local”. Ridwan menggunakan media sosial “Facebook” untuk berkomunkasi dengan para pemuda asli Harar: Ia pun mengajak anak mudanya untuk semangat mempelajari sejarah serta budaya mereka sendiri.

"Semuanya tergantung pada mereka sendiri, kepada kita seluruhnya untuk melestarikan budaya dan tradisi dengan apa saja yang kami miliki," pungkasnya. Source: DW

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Inilah Kota Tua Umat Islam Yang Ke Empoat Di Dunia"

Posting Komentar